Aku sering berpikir kalo anak remaja indonesia terlalu menjalankan hidup yang terlalu monoton. mulai dari belajar dan belajar, tanpa melakukan aksi apapun yang bisa meningkatkan kreatifitas kami sebagai remaja indonesia. yah, begitu juga aku. lebih monoton dari apapun yang ada didunia ini. pulang dari sekolah jam 4 sore. sehabis pulang menghabisi waktu sore untuk dihadapan komputer dan kadang-kadang aku pergi ke toko untuk membantu orang tua melayani orang yang datang membeli sesuatu. yah seperti itulah, diulang-ulang seperti itu setiap hari.
Aksiku sedikit, begitulah realitanya. Tapi, walaupun begitu, aku mempunyai segudang mimpi yang inginku wujudkan. mulai dari membanggakan orang tua, sekolah, kota tempat saya tinggal, provinsi, sampai saya ingin semua orang di Indonesia tahu nama saya dan latar belakang kehidupan saya. Aku pernah terpikir menjadi programer muda yang menguasai seluruh bahasa pemrogmaran, mulai dari Pascal, C++, dll. Aku juga berpikiran ingin menjadi seorang pemain biola handal dan tampil didepan semua orang dan orang tuaku melihatku dengan bangga bahwa anaknya telah menjadi seorang yang sangat hebat dimata mereka. yah, kupikir aku memang banyak bermimpi. tapi aku pernah mendengar kata-kata dari teman bahwa mimpi itu perlu. guru kami juga bilang demikian. mimpi itu perlu, dengan mimpi kita bisa merencanakan apa yang kita inginkan dan ketika kita berhasil mewujudkannya, lihatlah betapa senangnya dirimu saat itu, itu yang guruku katak kepada kami.
Aku akui aksiku memang masih sedikit untuk negara tercinta ini. Tapi aku berusaha mulai dari tahapan yang paling kecil. aku mulai dari tahap membanggakan orang tuaku sendiri dari kegiatan perlombaan yang aku ikuti. kemudian mengharumkan nama sekolah saya sendiri. kemudian juga ikut membanggkan kota, lalu provinsi. hingga ke nasional yang membuatku mencapai tahap tertinggi di negaraku ini. yah, walaupun mungkin akan memakan waktu yang lama. tapi sedikit demi sedikit aksi yang kulakukan mungkin akan berbuah manis terhadap saya sendiri. seperti kata guruku juga, ‘kita kalo mau jadi manusia yang berkualitas dengan banyak pengalaman, kita harus berkarir. berkarir disini maksudnya naik ketahap selanjutnya yang lebih tinggi secara perlahan sampai akhirnya kita mencapai posisi tertinggi’ itu yang guru BK-ku ucapkan.
Kalo kita bingung mau memberikan apa untuk negara kita. sebenarnya kita cukup tanamkan dalam-dalam dan mengamalkan PANCASILA, sudah itu saja sudah cukup. kalo kita orang kecil yang tak punya harta yang melimpah atau semacamnya, pasti susahkan untuk berbuat banyak untuk negara. apalagi hampir semua kegiatan yang ada menggunakan dana yang cukup besar dan beberapa sekolah juga sudah menentukan uang bulanan sendiri-sendiri diluar dari dana BOS. yah, walaupun sebagian remaja mempunyai nilai lebih dimata negara sehingga mendapatkan beasiswa. tapi, itu juga tidak masalah. dengan pancasila, negara kita mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas, mengamalkannya juga tidak susah, kita cukup
- Taat beribadah sesuai agama masing-masing. dengan demikian, maka terciptalah budaya takut dosa dan mungkin saja akan menurunkan atau bisa saja habis para koruptor di Indonesia
- bersikap ramah kepada orang lain. Tersenyum bisa kita budayakan untuk mengawali setiap pertemuan. walaupun sepele, itu bisa memberikan perubahan untuk ciri khas negara kita. apalagi kalo negara lain tau bahwa indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang selalu tersenyum.
- jangan berselisih. seperti tawuran, bentrok antarwarga, sampai-sampai timbul korban jiwa sebenarnya itu tidak perlu dilakukan malahan akan keutuhan indonesia semakin kacau.
- menaati peraturan yang berlaku
- juga menghilangkan kata rasis dan sara dalam kehidupan sehari-hari
Sebenarnya yang diatas hanyalah sebagian kecil aksi yang bisakita lakukan dalam memperkokoh keutuhan negara. kita lakukan apa yang bisa kita laksanakan untuk negara kita, walaupun sedikit kalau orang indonesia banyak. kita akan memberikan sejuta aksi untuk indonesia kita tercinta.
Tulisan diatas dibuat untuk mengikuti lomba yang diadakan oleh http://www.lintas.me