Realitas Ujian didalam Ujian

Posted on
jangan%2Bnyontek realitas ujian

sudah 2 hari ini disibukkan oleh agenda lamda1 atau latihan manajemen dakwah 1 yang dipersiapkan untuk menjadi kader dakwah foristek. lumayan letih untuk acara 2 hari yang setiap harinya hampir seharian dan malam minggunya diisi dengan kegiatan mabit yang waktu tidur hanya sebentar. tapi diluar itu, kami berterima kasih kepada panitia, uda-uda kami dalam kepengurusan sekarang yang rela dan ikhlas mengorbankan waktunya yang insyaallah percaya kepada kami yang akan melanjutkan tongkat estafet dakwah di lingkungan teknik maupun kampus demi mewujukan cita-cita lingkungan kampus yang madani.

Besok sepertinya merupakan hari yang mendebarkan buat rekan-rekan yang masih duduk di kelas 12 sma. ya, besok adalah hari pertama ujian nasional berlangsung. ada banyak hal kenapa itu bisa dikatakan mendebarkan dimana ada yang bilang kita capek-capek belajar 3 tahun tapi hnaya ditentukan oleh 3 hari saja, hmm boleh realistis. terus un bisa berdampak pada psikologis para peserta juga. dan juga ada ujian dalam ujian yang mungkin hanya segelintir orang yang memahaminya dan mengerti kenapa mereka harus melakukannya, yakni ujian kejujuran.

rekan-rekan semua, kita pasti pernah mendengar sebuah gambar yang terlihat sederhana tapi mengandung sarat makna yang dalam. dimana kalimatnya seperti ini, “indonesia tidak kekurangan orang pintar, tapi kekurangan orang jujur”.  sadarkah bahwa kalimat itu benar adanya? para pejabat sekarang semuanya adalah orang pintar yang berlatar belakang pendidikan tinggi. tapi apakah rekan sekalian yakin bahwa semua pemimpin sekarang ini adalah orang yang jujur. saya berani katakan yakin apabila berita kasus-kasus korupsi di indonesia menghilang. ya tapi bukan juga menghilang karena media yang membedil berita, tetapi memang karena media tidak ada bahan untuk menjadikan korupsi sebagai headline dari berita mereka.

Ujian Nasional realitas ujian

kembali kepada ujian nasional, lantas apa hubungannya dengan ujian dan kejujuran? bukannya masyarakat indonesia hanya melihat hasil saja tanpa melihat proses? hal seperti itu yang sering dijadikan alasan oleh sebagian orang. 1 hal yang harus dikatakan disini yakni kejujuran itu penting, iya KEJUJURAN ITU PENTING. bicara mengenai kejujuran, ketika masa saya menyandang kata siswa dulu saya juga sempat jatuh kejurang ketidak jujuran. katakanlah ruang lingkup yang dibahas yakni sma, untuk tahun 1 dan 2 saya begitu malasnya untuk menjadikan ilmu pengetahuan tersebut sabagai anugrah kesempatn untuk mengembangkan diri. saya jatuh ke lubang game online yang sangat menyita waktu dan perhatian (walau sekarang masih tapi dengan frekuensi yang jauh berbeda), tidak belajar malamnya ketika mau ujian, dan berharap kepada teman disebelah kita. tapi tingkat ketidak jujuran saya waktu itu tidak parah benar, dan tidak membuat orang repot ya. sekedar informasi

ketika memasuki masa tahun ketiga yaknik kelas 3 sma. saya berpikir mau jadi apa saya ini kedepannya jika saya terus seperti ini. dalam setiap hal hanya bergantung kepada yang lain dan pada sisi lain jika kita terus bergantung kepada orang lain kita mematikan kepercayaan diri sendiri bahwa sebenarnya kita mampu dan bisa menyelesaikannya. di awal-awal tahun ketiga saya mencoba untuk berprilaku jujur dalam hal ujian, dan kebetulan teman dibelakang saya juga membantu memotivasi untuk mengerjakan sendiri dan belajar, yakni diki dan pasca. awal-awal memang terasa berat, dimulai dari pelajaran yang akan di un kan terlebih dahulu. saya ingat ketika ujian matematika pertama yang saya kerjakan sendiri disemester itu nilainya bisa dikatakan sangat memuaskan, bahkan sampai ada yang menyangka itu hasil menyontek, tapi saya katakan “tidak, saya kerja sendiri”.

memasuki masa semester terakhir, saya lebih sering pulang cepat untuk sekedar membaca buku un dan mengulang materi-materi dari awal. waktu itu saya juga ikut bimbel diluar, untuk bimble un sendiri saya semangat mengikutinya. tapi jangan dikatakan bahwa ingin suskes di ujian nasional kita mutlak harus bimbel. tidak, bukan begitu. bimbel hanya membantu siswa beberapa persen untuk sukses dalam ujian, sisanya siswa itu sendiri.

dan kembali lagi pada topik kejujuran pada ujian nasional, biasanya siswa diiming imingi oleh berupa kertas sakti bernama kunci jawaban yang siap membantu dan menjamin nilai tinggi dalam ujian nasional tersebut. ini bukan rahasia lagi, pasti ada ada saja seseorang oknum yang menawarkan kunci jawaban kepada sejumlah siswa dengan harga sekian dan menjamin bahwa kunci tersebut isinya 80% benar. waktu itu saya sempat ditawari oleh teman dan ketika mendengar itu saya langsung menolak dan alasan kejujursan dan kerealistisan. bagaimana bisa orang tersebut bisa tau kunci jawabannya?

pada kali ini saya mengajaka rekan-rekan semua, baik yang sudah melaksanakan kejujursan ataupun yang belum dan masih berproses dalam meraihnya untuk senantiasa selalu istiqomah dijalan yang benar. jangan kalian percayai kunci jawaban dan menganggap bahwa jika tak ada kunci tersebut saya tidak akan bisa lulus, jangan. maka dari itu saya tekan disini sekali lagi,
JANGAN PERCAYA KEPADA KUNCI JAWABAN. dan mulai dari sekarang dan untuk seterusnya mulailah percaya kepada diri anda sendiri. termasuk apabila yang sudah terlanjut memiliki, bisa segera ditinggalkan saja karena kunci jawaban kebanyakan jawabannya adalah palsu.

kepada rekan-rekan semua yang akan ujian nasional, tetap semangat dalam menuntut ilmu. kita masih muda dan perjalanan kita masih panjang. para pemimpin sekarang adalah para pemuda seperti kita juga dimasa 20-30 tahun yang lalu. tapi apa yang salah pada kebanyakan pemimpin kita? ya itu karena akar mereka yang tidak kuat, masa muda mereka terbawa arus keinstanan belaka yang hanya memikirkan hasil bagus tanp melewati jalan yang semestinya. so, selamat berjuang, jangan gugup ketika ujian, tetap tenang, dan semoga Allah swt. membantu kita semua dalam semua pekerjaan yang kita lakukan.

salam hangat dari peserta UN 2014.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *