Perubahan toko – Hampir 4 bulan lamanya saya benar-benar pulang setelah 5 tahun kuliah di Padang. Tanggal 28 Juli 2019 kemarin menjadi hari terakhir saya di kosan saya. Saya pulang siang harinya diantar oleh Febrina di Loket bus. Oh tak terasa waktu sudah berjalan cukup lama.Selama di rumah saya cukup banyak mengusulkan perubahan di toko. Mulai dari membuat nota toko sehingga menjadi lebih menarik, mengusulkan adanya rak di gudang, membuat spanduk untuk di depan toko hingga neon box merk toko. Untuk semua pekerjaan pertukangan tentu saja papa yang mengerjakan heheh saya hanya sebagai asisten dari beliau saja. Tetapi kata mama, semenjak saya pulang, papa jauh lebih bersemangat bertukang karena saya ikut sedikit membantu. Mungkin bisa saya jabarkan di bawah beberapa perubahan toko yang telah kami buat untuk toko kami.
1. Membuat Nota Toko
Selama ini nota toko hanya menggunakan kertas bekas yang satu sisinya bekas fotokopian dan sisi satunya lagi masih bersih kemudian di cap menggunakan stempel toko sehingga menjadi sebuah nota. Tidak ada menariknya sama sekali. Saya berpikir karena kami usaha fotokopi dan bisa mencetak sendiri bagaimana kalau membuat nota dengan desain sendiri saja (karena kebanyakan orang memesan di percetakan untuk nota toko nya). Kemudian saya buat kan desain nota untuk ukuran kertas folio mendapatkan 4 buah nota. Tentu jika dihitung harga modal tiap nota yang didapat biaya yang dikeluarkan sangatlah murah, hanya puluhan rupiah saja. Efek nya setelah nota berubah, kami di toko jauh lebih percaya diri jika pelanggan meminta nota pembelian. Perubahan toko yang pertama 🙂
2. Membuat Rak untuk Gudang
Saya bilang ke mama kalau ada rak sepertinya bakal lebih mudah mengambil barang dan mama langsung setuju dengan antusias. Mama memang sudah sering bilang minta buatkan rak kepada papa namun tidak papa kerjakan. Nah mungkin karena saya sudah pulang papa ingin mengerjakan dan membuatnya kan. Tentu seperti yang sudah saya bilang kalau pengerjaannya ini oleh papa, saya hanya sekedar membantu sedikit. Kami membuatnya dengan menggunakan besi bolong dan alasnya menggunakan kayu triplek 1.5cm. Saya pikir dengan menggunakan besi bolong akan sangat mudah dibuat, tinggal dibaut saja dan jadi, setidaknya seperti itulah pikiran awal saya. Ternyata tidak segampang itu, cukup memakan waktu untuk papa dan saya membuat 2 buah Rak dengan ukuran 2,4mx1,9m x 60cm dan satunya 1×1,5x40cm. Butuh waktu 2 hari full untuk kami membuat rak tersebut. Tentu ditunjang dengan skill bertukang papa yang sudah advanced heheh
3. Spanduk Toko
Ide spanduk toko ini terlintas karena banyak toko lain yang menggunakan. Ukuran toko kami itu lebarnya 8m (2 pintu), dari ukuran itu saya ingin buat spanduk 2 buah dengan ukuran 4mx0,8m. Dari awal kubilang sama mama dan papa bagusnya kita bikin spanduk toko lalu kita bingkai, sehingga hasilnya bagus dan tahan lama. Namun akhirnya untuk pemasangan spanduk yang pertama tanpa bingkai dan hanya sekedar menggunakan pemberat bersih seadanya. Oh ya untuk biaya 2 buah spanduk 4mx0.8mitu habis 192 Ribu. Harga yang cukup mahal mengingat spanduknya hanya bertahan untuk 2bulan saja. Ya betul 2 bulan karena sudah mulai rusak, tertiup angin kencang dan sering bergesekan dengan atap seng toko.
Akhirnya saya usulkan untuk membuat spanduk toko lagi dengan bahan yang tebal dan bagus sehingga bisa dipakai lama dan yang terpenting pakai bingkai, sebagai bentuk perubahan toko lainnya. Bingkai spanduk nya dibuat menggunakan besi siku bolong kotak dan tanpa las, hanya menggunakan bor dan paku tarik yang menggunakan alat. Kami membuat 2 bingkai tapi 1 spanduk menggunakan alas pelat seng dan 1 nya lagi tidak. Ada kelebihan dan kekurangan masing-masing sih, yang menggunakan pelat seng tentu akan lebih kuat tapi jadinya jauh lebih berat. Sedangkan tanpa pelat seng lebih ringan dan lebih yakin untuk digantung. Bayangkan saja pelat seng tipis sepanjang 4×0,7m beratnya gimana. Untuk hasil dapat dilihat di gambar ea. Bahan yang kami gunakan spanduk 2 buah 4×0.7m biayanya 280.000, besi siku 6 batang (masing-masing batang 6m) 390.000 dan pelat seng 4m 120.000 kurang lebih habis 790.000. Biaya tersebut tentu sebanding dengan promosi toko dari perubahan toko yang didapat heheh
4. Running Text Toko
Berhubung saya latar belakang Teknik Elektro dan saya sudah familiar dengan running text atau dot matrix, saya bilang ke mama gimana kalau kita pasang running text di toko, pasti bakaln bagus tuh. Lalu mulailah saya survei di Tokopedia, marketplace kesayang saya heheh. Disana saya menemukan beberapa toko dan jatuhlah saya pada satu pilihan. Saya sedikit lupa harganya tapi untuk 1 modul LED P10 ukuran 30cmx16cm harganya 95.000 kalau tidak salah. Saya beli 6 buah modul untuk dapat ukuran running text sepanjang 2M kurang. Untuk total termasuk modul controller dan power supplynya dan ongkir yang cukup mahal kurang lebih habis 980.000.
Setelah barangnya sampai saya coba merangkainya dan ternyata betul kata orang-orang sangat mudah merangkainya walaupun tidak ada basic elektro. Namun ternyata saya lupa membeli bingkainya untuk dapat dipajang. Mendengar saya ingin memesan bingkai dengan harga yang cukup mahal (bisa habis 400 ribuan termasuk ongkir) papa bilang mending buat sendiri menggunakan kayu. Lalu besoknya bingkai running text dibuat dengan kayu. Papa membeli kayu 2 batang dengan 1 batangnya seharga 20.000. Awalnya saya tidak kesampaian pikiran saya bagaiman membuat bingkai running text tersebut, namun saya akuin kemampuan bertukang papa memang sangat hebat. Akhirnya running text terpasang dengan cantik di toko deh. Perubahan toko yang kesekian.
5. Papan Merk Neon Box
Barang ini yang membuatnya cukup lama. Kalau tidak salah dari awal pengerjaan sampe terpasang ada membutuhkan waktu 2,5 bulan. Tampak lama tapi tidak dikerjakan setiap hari karena ada-ada saja yang membuat harus berhenti bekerja. Neon box ini juga yang paling susah karena perlu mengelas besi yang sangat banyak dan itu dikerjakan oleh papa semua. Papa neon box yang dibuat berukuran 1,5mx1m dengan tinggi tiang 3 dan tiang kedalam tanah 1m lebih. Belum lagi saat pemasangan neon box yang membutuhkan bantuan pakcik Bambang, syukurlah beliau kuat. Jujur saja menaikkan neon box itu sangat berat. Papa sampai naik ke atap yang tidak terlalu kuat untuk berpijak, melihatnya saja aku sudah gemetar. Mungkin karena pengalaman bertukang papa yang sudah sangat jauh ya makanya beliau berani dan serba bisa. Terhitung sampai sekarang sudah 2 minggu neon box tersebut di pasang. Semoga awet cukup lama ya.
Mungkin cukup sekian untuk cerita perubahan toko kami kali ini. Saya nanti akan coba sharing kembali tentang pengalaman saya wisuda dulu dan saat kami jalan-jalan ke Bukittinggi. Bye!