Pengalaman umroh – Apa yang terjadi dengan diri ini? entah kenapa sangat terasa malas sekali untuk update blog ini. Padahal banyak loh yang bisa saya ceritakan disini untuk abdian di tahun-tahun ke depan. Oh ya, hari ini saya sudah membantu seorang teman untuk memperbaiki blognya. Saya senang membantu orang apalagi jika memang berhubungan dengan blog. Nah sehabis menolong itulah saya jadi ingin mengupdate blog ini lagi heheh wokeh dimalam yang sunyi dengan ditemani lagu ikinomo gakari, saya coba melanjutkan cerita umroh sekeluarga kami dalam cerita part 2 nya. Buat yang belum baca part 1 silahkan baca dulu ya.
Part 2 dilanjutkan dengan kedatangan kami di Makkah. Sebelumnya saya jemaah yang lain sudah mengambil miqot di madina. Artinya dari madina kami sudah berpakaian ihram tanpa pakaian yang berjajit satupun. Setibanya di Makkah, saat memasuki perbatasan kota, kami membaca doa masuk tanah haram Makkah yang dibimbing oleh ustad. Kemudian lanjutlah kami diantar ke hotel untuk meletakkan barang terlebih dahulu.
Ada hal yang menarik saat kami mencari hotel tempat kami menginap. Sesaat setelah turun dari bus, kami menuju ke hotel dan langsung menuju ke lantai yang telah diarahkan oleh petugas travel yang dibimbing oleh ustad. Waktu itu niatnya kami ingin langsung menuju lantai tempat makan, kalau tidak salah lantai S. Namun setelah ke lantai sana kami tidak menemukan hidangan yang sudah disiapkan. Kemudian berkeliling lagi dan juga tidak ketemu. Sampailah kami turun ke lobby melewati tangga. Saya sedikit kewalahan karena memegang keril yang cukup berat ditangan. Saya saat itu tidak menggendong karena pakaian ihram. Saat sampai di lobby barulah kami sadar bahwa kami salah memasuki hotel hahah. Barulah kami sedikit mengarah jalan ke atas lagi mendekat ke masjidil haram. Barulah kami menemui hotel kami yang sebenarnya tempat kami menginap. Kalau tidak salah namanya hotel dar el eiman.
Melaksanakan umroh
Selepas tawaf tengah malam. Muka tampak lelah |
Saat bertemu hotel yang benar, kami segera menuju kamar untuk meletakkan tas. Tidak lama hanya meletakkan tas saja. Kemudian makan di restoran hotelnya dan itupun juga tidak lama. Setelah itu kami berkumpul di lobby untuk bersiap-siap melaksanakan rukun umroh yang selanjutnya yaitu tawaf, sa’i dan tahalul. Sebelum berangkat kami menyetel hp dengan frekuensi radio tertentu untuk disambungkan dengan alat dari ustadnya. Jadi nanti ustad memegang mic yang terhubung ke pemancar radio fm dengan frekuensi tertentu. Nah hp jemaahnya diset ke frekuensi itu untuk didengar nantinya arahan ustad dari headset saja. Tidak hanya arahan, dengan alat itu juga kami didikte doa yang diucapkan saat melakukan rukun.
Saat di bukit Arafah |
Lalu berangkatlah kami ke masjidil haram. Penampakan masjidil haram sangat indah bagi saya. Kala itu banyak jangkrik disana dan ada sedikit pembangunan di arah gate 1 nya. Oh ya baik itu masjid nabawi ataupun masjidil haram setiap pintu masuknya memiliki nomor masing-masing. Nomor itu bisa dijadikan patokan arah bagi kita jika tersesat oleh rombongan. Sesampainya di masjidil haram kami pertama melaksanakan sholat magrib dan isya terlebih dahulu. Barulah sehabis itu kami menuju ka’bah untuk melaksanakan tawaf. Jujur saya tidak hafal doa yang harus diucapkan, saat itu kami hanya mengikuti diktean doa dari ustad saja. Tawaf ini ibadah yang persis sama dengan sholat, ya tentunya sholat sunnah. Melakukannya harus dalam keadaan bersuci, bisa kita lakukan tanpa menggunakan pakaian ihram asal dalam keadaan suci.
Sehabis tawaf kemudian lanjut ke sa’i dimana berkeliling antara bukit safa dan marwah sebanyak 7 keliling juga. Jarak antara ke 2 bukit itu kalau tidak salah berkisar 400m. Oh ya saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 1 atau 2 pagi kalau tidak salah. Namun orang yang melaksanakan rukun Sai sangatlah ramai. Jam berapapun itu, baik orang tawaf ataupun sai tidak pernah sepi. Saya saja yang masih muda merasa kelelahan setelah perjalanan dari madina terus bagaimana dengan orang tua seperti nenek yang fisiknya sudah jauh dibawah saya. Tapi syukur alhamdulillah dari rombongan kami semuanya kuat, nenek yang sudah 80 tahun juga tetap kuat sampai melaksanakan tahalul. Setelah selesai 7 keliling bolak-balik kemudian lanjut ke tahalul memotong rambut. Tahalul berarti membatalkan niat umroh dan menandakan telah selesai semua rangkaian umroh yang kami jalankan. Sehabis itu pulang menuju hotel dan kalau tidak salah jam 3 menuju jam4 pagi kami sampai hotel.
Hari pertama kami menikmati pagi di mekkah itu hari jumat. Itu berarti kami harus bergegas untuk melaksanakan sholat jumat sesegera mungkin. Kenapa begitu? karena jika datang menjelang jam 12 ataupun jam 11 saja kemungkinan kami dapat tempat sholat disana kecil karena orang yang sangat ramai sekali. Ya itu yang dikatakan oleh ustad pembimbing kami. Maka dari itu saya, papa dan wak pergi menuju masjid jam 10 kurang. Walaupun ramai tetapi masih banyak tempat yang kosong.
Foto bersama unta |
Subuh terakhir depan kakbah |
Eskrim 5 riyal |
Besoknya kami berkeliling mengujungi bukit arafah juga ke museumnya (saya lupa nama museumnya apa). Jika berkunjung ke peternakan unta. Saya baru tau unta juga mengembik seperti kambing dan baunya melebihi bau kambing hahah. Di ladang itu sangat panas sekali karena lahan terbuka saja.
Ah mungkin itu saja sedikit yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman umroh sekeluarga ini. Tentunya tidak semua bisa saya ceritakan secara rinci dikarenakan saya membuat postingan ini sudah 2 bahkan hampir 3 bulan berlalu sejak kejadian itu. Saya sangat bersyukur kami dapat pergi bersama seperti itu. Alhamdulillah orang tua saya diberikan rezeki untuk memberangkatkan kami sekeluarga. Tentunya saya berharap dapat mengulang kesana lagi walaupun tentu akan capek dan merepotkan mengurus segala berkas dokumen sebagainya. Namun hal itu akan terbayarkan saat kita mengunjungi kota suci tersebut. Rasa saat menginjakkan kaki di masjid nabawi dan masjidil haram sangat berbeda tentunya. Semoga suatu saat saya bersama keluarga saya di masa depan bisa mengunjungi kakbah kembali. Amiin.