Lebaran Alhamdulillah.. – yosh!! kembali lagi dengan saya dihari keempat lebaran. setelah sebelumnya sempat mudik ke tempat nenek di talo (tanah abang) dan di seginim dan sampai lagi dihari ketiga lebaran.
sebelumnya saya mau ceritain sedikit dulu kerjaan selama liburan ini sebelum lebaran. jadi saya sudah sempat reunian di acara buka puasa bersama dengan teman kelas sma dulu, citos. dan juga saya mengisi waktu dengan membaca buku yang belum lama saya beli. buku itu dijadikan inspirasi dalam pembuatan film masa mudanya seorang insinyur pesawat terbang yang juga mantan presiden RI yang ke-3, yakni pak B.J Habibie. ya buku itu berjudul Rudy, yang mana judul filmnya hampir-hampir mirip lah. padahal filmnya lagi tayang dibioskop sekarang tapi malah baca buku. ya soalnya buku enak kalo dinikmatin sendiri, kalo film kagak :v
Biru Merah emang keren ya. |
beberap hari yang lalu juga saya sempat merapikan posisi buku di rak buku saya. beberapa yang saya rasa muat saya letakkan di lemari kaca di meja belajar. sisanya di rak buku disebelahnya. dan juga sempat membongkar dan membereskan barang lama. alhasil ketemu kenangan lama ini.
Rapi kan? heheh |
Kenangan zaman SMA. bet itu tersimpan dalam laci meja. 🙂 |
kembali kebahasan awal. seperti yang saya sebutkan diatas. jadi kemarin saya dan orang tua saya pulang kampung ke tempat nenek di talo dan seginim.tidak lama, cuma 3 hari 2 malam. lebaran kali ini cuma kami bertiga yang pulang. wo jeni dan kak ian tidak ikut pulang karena ada tanggung jawab sebagai polisi. ya memang, polisi diwaktu seperti ini memang sangat dibutuhkan. apalagi ditambah adanya kasus seperti kemarin kan, yang mana pada H-1 lebaran ada kasus bom bunuh diri di wilayah solo. nah, kalo ada kasus seperti itu, biasanya tingkat pengamanan polri mencapai level siaga. dan ternyata memang benar begitu, presiden kita langsung memerintahkan kapolri untuk mengamankan negara. ya setidaknya warga bisa berlebaran ria dengan tenang tanpa adanya rasa was-was. terima kasih pak dan buk polisi…
oke lanjut…
perjalanan menuju ke talo tidak ada hambatan yang berarti. setidaknya ada 3 tempat yang sedikit macet karena adanya proyek renovasi jembatan. tapi walaupun demikian tidak macet terlalu lama, hanya sebentar saja. ada yang menarik dari tiap lokasi renovasi itu. jadi disana dijaga oleh warga sekitar. ya warga sekitar. jadi karena pengalihan jalur ke jembatan darurat itu jalannya sempit, maka diadakannya sistem tutup buku jalan, jadi hanya satu arus saja. nah disinilah peran warga sekitar. mereka terlihat beramai-ramai disekitar sana untuk mengatur arus jalan kendaraan. yang membuat saya tertarik karena itu dalam kondisi lebaran. dalam perjalanan saya pergi waktu itu hari H lebaran tetapi yang menjaga pos disana banyak dan hampir semuanya itu anak muda. dalam pikir saya, dalam kondisi lebaran mereka menjaga arus jalan disana, dengan kondisi debu jalan yang tebal. ya walaupun ada kotak kecil untuk sumbangan dari kendaraan yang lewat. tapi sumbangan itu tidak dipaksa. tapi kebanyakan kendaraan memberi walaupun sekadarnya sebagai apresiasi kepada mereka yang rela panas-panas an demi berjaga disana.
sekitar pukul setengah 4 kami sampai ditalang panjang. disana kami berhenti sebentar ditempat mak nga kami, kakak perempuan dari mamaku. disana kami berhenti sekitar setengah jam untuk beristirahat sebentar. lalu sekitar pukul 4 lewat kami melanjutkan kembali jalan menuju rumah nenek. jalan yang kami tempuh itu kurang lebih sekitar setengah jam juga. dan ketika jam menunjukkan pukul 16 lewat 30, kami sampai ditempat tujuan. yaaa, akhirnya sampai.
besoknya lanjut pergi ke seginim. setidaknya menempuh 2 jam perjalanan dari tempat nenek talo ke nenek di seginim. perjalanan kesana lancar-lancar saja tanpa adanya hambatan. tetapi ketika baru masuk ke wilayah bengkulu selatan. ada sebuah kecelakaan. entah seperti apa kejadian persisnya tetapi kalo dlihat sekilas kecelakaannya lumayan parah karena terdapat banyak serpihan kaca dijalan. dan korbannya kecelakaannya berada dipinggir jalan yang saya sendiri tidak tahu apakah itu parah atau tidak. dan akhirnya, ketika jam menunjukkan pukul 1 kami tiba ditujuan.
sore hari ketika kami sampai kami pergi ketempat bendungan yang baru saja selesai dibangung. teringat tahun lalu ketika pergi kesana untuk memancing bendungannya masih dalam pengerjaan. airnya tidak terlalu tinggi. kalo sekarang, terlihat tingginya yang kalo saya tercebur kesana mungkin bisa tenggelam. jelas, karena saya tidak bisa berenang :d kemduain pulang ke rumah nenek lagi. malamnya rumah nenek sangat rami karena semua berkumpul disini.
dan tibalah saat waktunya kami kembali. semoga saja tetap bisa menikmati rasa yang seperti ditahun berikutnya. dan semoga semua anggota keluarga diberika kesehatan. amin.
*capek ah nulis -.-
sebenarnya mau upload foto lag. tapi besok sajalah, dan semoga ingat
edit dikit yak:
sebenarnya dihari yang sama kemaren mau membuat postingan juga tentang pengalaman saya membuat sate. ya sate. ketika orang tua mendengar saya mau mencoba membuatnya, terdengar nada kurang setuju karena memang repot dan waktu lama. dan juga dibilang enakan beli daripada buat sendiri. its okay. saya sebenarnya mau coba masak sate, bukan cuma makan sate. hehehe
jadi ini kejadian 4 hari yang lalu. waktu itu saya pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan seperti tusuk sate, kacang, dan pastinya ayam. untuk kedua pertama tidak mengalami kesulitan karena banyak toko yang menjualnya. namun untuk ayam sendiri sedikit susah karena kondisi kemarin yang masih suasana lebaran yang membuat ayam sedikit langka dan juga mahal.
Tempat yang saya kunjungi pertama yakni pasar lantai bawah PTM. waktu baru datang sebenarnya melihat 1 orang penjual dengan ayam yang lumayan banyak. tapi karena ingin keliling terlebih dahulu dan mau membeli yang lain dulu maka saya lewatkan saja. tapi sialnya ketika saya kembali, semua ayam itu sedang diborong oleh orang. tidak ada yang tersisia dari sipenjual. apes. akhirnya lanjut mencari di pasar panorama. keadaanya hampir sama, ayam masih sulit dicari disini. entah itu karena pedagang ayamnya kebanyakan masih libur atau memang sudah habis dan stok kosong. disana saya hanya melihat 2 pedagang ayam dan yang mereka jual cuma ceker dan juga hati. eits, walaupun 2 pasar telah saya datangi namun hasilnya nihil. bukan berarti saya menyerah. saya lanjut mencari di pasar wilayah unib. soalnya teringat waktu smp dulu pernah beli ayam disana. dengan rasa optimisme yang tinggi yang bakalan yakin ada ayam disana saya berangkat pegi. saya yakin karena saya pikir itu pasar kecil di wilayah unib. pasar yang kebayankan pembeli dari wilayah sana saja. berbeda dengan pasar minggu dan pasar panorama. seluruh warga kota kalau mau membeli sayuran atau yang lain pasti berpikiran kesana. dan ternyata benarlah tebakan saya. ketika saya datang, saya melihat 2 pedagang ayam. yang satu sudah hampir habis dan satunya lagi masih sangat banyak (mungkin baru datang). dan dapatlah saya ayam yang saya inginkan. 😀
perjalanan 1,5 jam hanya untuk mencari bahan memang terasa melelahkan. sesampai dirumah saya istirahat sebentar sebelum mulai membersihkan ayamnya. setelah cukup lama, kemudian saya bersihkan ayamkan sampai berkali-kali. kemudian dipotong sesuai ukurannya. saat proses potong memotong saya dibantu oleh orang tua saya. lalu daging yang sudah diris tadi ditusukkan ke tusuk sate yang sudah dibeli tadi. dan akhirnya siap untuk dibakar.
ini hasil yang sudah ditusuk |
saya membeli saya sebanyak 1,5Kg. namun ayamnya dibagi 2. satu untuk dibuatkan sate dan satunya lagi untuk digoreng.
Kalau ini mama yang buat |
lanjut dulu.
jadi saya ngebakar ayamnya itu dimalam hari dibantu oleh papa juga. waktu itu kami ngebakar satenya 2 kali trip. dan arang yang kami bakar ternyata pas-pas an untuk 2 kali bakar. soalnya pas pembakaran yang kedua. apinya sudah kecil.
ini pas bakar trip 2 |
Dan selesai
jadinya, sudah dimakan beberapa 😛 |
Jangan lupa kuahnya. biar enak |
oke sampai disini cerita sate-sateannya. dan mencoba saya belajar suatu hal. jadi kan saya ngebakar satenya 2 kali trip. yang pertama itu ayam mentahnya yang sudah ditusuk saat dibakar lupa dikasih bumbu. kalo saya bumbu yang dipakai kecap saja. jadi hasilnya tetap putih (iyalah, gimana mau berubah warna) dan yang agakn mengejutkan cepat mengeriput ayamnya. setelah beberapa saat dibakar barulah dikasih kecap. nah saat ngebakar yang kedua kalinya baru enak. sebelum dibakar saya oleh semua dengan kecap. hasilnya dagingnya lembut dan enak dimakan 😀