Beruntungnya Saya tinggal di Bengkulu – Sudah 3 hari ini saya melaksanakan ibadah puasa tidak dirumah, tidak dengan keluarga, bahkan tidak di kampung halaman. ya, saat ini saya pergi kembali menuju tanah perantauan, tanah minangkabau.
kemarin pagi saya sampai dipadang jam 5 pagi. disana saya turun dari bis di wilayah simpang haru yang nantinya saya teruskan dengan angkot menuju arah kampus. sesampainya di simpang pasar baru saya lanjutkan dengan menyewa ojek. walaupun sebenarnya bisa berjalan kaki sekitar 10 menit tetapi terasa juga karena sudah capek dan saya membawa koper berukuran sedang. sesampainya dikos tak banyak yang saya lakukan. istirahat sejenak kemudian membereskan kamar sedikit.
siang harinya saya mengganti oli motor yang rasanya sudah waktunya untuk diganti. sebetulnya saya bisa pergi kelabor siang itu tetapi saya masukkan motor ke bengkel sekalian untuk di servis jadinya sekitar jam 4 kurang motor baru selesai dikerjakan. memasuki jam 4, saya pergi ke bengkel untuk mengambil motor lalu pergi ke arah kota untuk mengambil stnk motor yang sudah saya tinggalkan kurang lebih 3 minggu untuk diurus perpanjangan stnk nya.
ada yang menarik dari perjalanan saya menuju tempat showroom motor dimana saya titipkan stnk motor saya. pada saat hampir sampai di simpang 4 bypass atau simpang ketaping orang sering memanggilnya. jalanan terlihat sangat macet. ya saya tidak berlebihan tapi itu memang sangat macet dan membuat lalu lintas menjadi sangat padat. padahal kondisi jalan di keempat jalan tersebut semuanya lebar mempunyai 4 jalur dengan marka jalan ditengahnya. kondisi macet saat itu saya hitung kurang lebih 500 meter dari lampu merah. ketika saya berkendara kemarin terasa sangat tidak enak harus berhadapan dengan kondisi yang seperti ini. laluketika saya sampai di persimpangan, terlihat truk yang besar tampak melintang ditengah simpang tersebut dengan kondisi susah bergerak. tak heran jika kemacetan bisa sepanjang itu. ya memang, jalan bypass itu memang tempat lalu lalangnya truk-truk yang berukurang besar bahkan sangat besar yang jarang ditemui di Bengkulu.
kemacetan di padang memang tidak terjadi kemarin saja. bahkan hampir setiap hari lalu lintas kota padang mengalami kemacetan. bahkan di sekitar wilayah mahasiswa (pasar baru) saja kadang sering macet. kalau di Bengkulu macet itu hanya terjadi di hari-hari penting saja, bukan hari biasa. ya kalau hari penting seperti tahun baru, dll rasanya semua wilayah pasti macet. maka dari itu aku selalu bilang ke orang tua, beruntung punya kampung halaman kota kecil seperti bengkulu ini. lalu lintasnya enak, pengen nyantai naik motor boleh. itu yang membaut saya selalu kangen dengan kota itu.
ya begitulah cerita saya 3 hari ini. tak banyak cerita bermanfaat yang dapat diberikan. niat bercerita karena tanggung sudah buka blog dan barusan juga sudah mengupdate header blognya 😛 seperti biasa, tak pandai desain. hehehe dah
*waktu kemacetan itu tidak sempat saya foto karena hape tinggal….
Jalanannya pinggir pantai kan itu? Tempat amb kebut kebutan kek kawan kalau la di kasih tau "dosen la masuk"
kau caknyo aktif nian dak tengah malam fir. hahah
yo fir, tu jalanan dekek pantai zakat. waduh, kebut2an nian mainannyo. hahah
Namanya juga admin DJ 11 hehe
Mau tak mau mesti ngebut. Akhir2 ini ombaknya tinggi smpai2 airnya nyaris tumpah kejalan…
oh yo dak, emang aktifnya malam. hahah
weh sampai kejalan? alangkah tinggi pasangnya berarti dak. garis pantai kejalan padahal jauh. disiko jugo, cuaca dak jelas nian.
wis bengkulu. ambo jugo dari bengkulu wkwkwkwk
emang betul, yang enaknyo dari bengkulu tu macetnyo jarang. ndak kebut-kebutan jugo bisa
tapi yang dak enaknyo dari bengkulu tuh… kurang lengkap wkwkwk-_-
weh asyik. emang, makonyo dilengkapi dengan merantau. hehehe
emang banyak kurangnya, tapi nyaman tetap kampung halamaan kalo menurut amb. hahah